Jurnal Kristalisasi Diri Ngo heng kun 五行拳 versi saya pribadi
Jurnal Kristalisasi NGO HENG KUN / kungfu 5 unsur / Wu Xing Quan / 五行拳 VERSI SAYA PRIBADI
Jangan terlalu anggap tulisan ini, tulisan ini saya buat iseng, sekedar curahan pikiran saya ketika sedang memikirkan tentang ngohengkun. Jurnal catatan ini bersifat pribadi opini saya sendiri jadi jangan dijadikan patokan ya..
Kungfu ngoheng termasuk kungfu yang terbilang unik. Fokus ngoheng sejalan dengan chi kung 8 jalan. Chi kung 8 jalan fokus pada pernapasan. Pernapasan sendiri, melambangkan keseimbangan. Keselarasan / keseimbangan atau yin yang sesuai dengan harmoni alam. Jika mengacu pada alam, alam itu tidak bisa ditebak. Selalu berubah rubah. Kadang bisa full yin atau setengah yin atau seperempat yin, bisa seperenam yin dan sebaliknya. Tidak bisa dirubah. Sama juga dengan diri kita. Penuh dengan keparadoksan, penuh kerandoman. Oleh karena itu, kita harus bisa beradaptasi untuk menyeimbangkan nya. Sama juga dengan kungfu ngoheng, kita harus bisa beradaptasi dengan lawan kita. Kecenderungan kita, kita selalu berada di zona nyaman kita. Diam di zona sendiri, tapi begitu kita menghadapi situasi di luar zona nyaman kita, kita kebablakan, panik. Mengapa itu bisa terjadi? Analis saya mungkin, karena beberapa dari kita hanya berlatih pada lawan tanding yang sama sama aja. Cenderung memilih lawan setara atau dbawah kita. Kita tidak beradaptasi, karena kita sudah tahu karakter lawan kita. Kita terjebak dalam loop racun diri sendiri. Oleh karena itu, ngoheng perlu untuk keluar, mencari lawan tanding yg berbeda beda, mempunyai karakter bertarung yang berbeda beda agar kemampuan beradaptasi kita yang terasah. Kita perlu keluar untuk memahami kedalam. Ingat, kemampuan beradaptasi yang penting, tidak masalah kalah atau menang. Masuk atau tidak pukulan tidak terlalu penting, yang penting kita fokus pada diri sendiri, agar kita dapat melampaui diri kita sendiri dari sebelumnya. Tidak menjadi besar, tidak menjadi kecil, tapi seimbang, bisa menjadi besar atau kecil kapapun dibutuhkan atau lebih flexibel, atau bisa dibilang formless atau tidak berbentuk. Seperti tulisan saya sebelumnya, ngohengkun yang saya pahami sejauh ini, kembali lagi fokus pada diri sendiri, menguasai apa yang ada di dalam diri sendiri.
Banyak racun dalam diri kita sendiri. Kenapa saya bilang racun atau toxic, karena racun racun ini membuat diri kita tidak fokus dan tenang saat bertarung. Apa racun itu? Racun yang saya maksud adalah rasa dalam diri kita. Rasa takut atau pun rasa senang. Dalam pertarungan racun rasa takut ini yang paling banyak dimiliki setiap orang. Ini adalah situasi normal. Semua orang mempunyai nya. Tapi disini, kita bukan menghilangkannya, tapi mengendalikan nya. Takut itu bagus, asal jangan berlebihan. Bagus karena membuat kita lebh waspada, lebih perhitungan. Asal jangan berlebihan karena apabila berlebihan, saat bertarung kita menjadi tidak fokus, takut kalah, takut kepukul, takut ini itu, oleh karena itu kita hanya memilih lawan yang itu itu saja, tidak berani keluar, kita stuck di dalam loop kita sendiri. Situasi ini malah membuat diri kita tidak tenang dan tidak fokus, sehingga situasi pun berbalik ke diri kita. Akibatnya beberapa dari kita hanya membatasi diri. Lantas bagaimana cara nya mengendalikan nya? Menurut saya, yakni kita harus melawan diri kita, overwhelming diri kita dengan cara terus menerus melawan toxic itu. Teruslah lawan orng yang diatas kita. Terkadang kita memang harus nekat dahulu dan terus lah kalah, kalah itu bagi saya baik sedangkan menang hanyalah bonus dari hasil kerja keras. Kalah atau terpukul itu pelajaran, PR yang harus di kerjakan, bahkan bagi saya kalah itu peringatan pada diri saya agar saya makin mempetajam insting saya. Kadang terpukul atau kalah bagi sebagian kita menjadi hal yang buruk, padahal bagi saya hal tersebut adalah anugerah, apabila sudah terbiasa. Hal tersebut harus menjadi hal yang biasa, justru yang berbahaya apabila kita menjadi tidak biasa untuk kalah dan terpukul. Dalam situasi ini ada dua orng tipe, satu yakni terus maju dengan melawan orang yang diatas dan kalah dan terpukul, dan dua yakni mundur mencari zona nyaman nya sendiri. Kalau secara pribadi saya lebih memilih tipe satu untuk membiaskan diri. Karena dengan kalah atau terpukul, kita menjadi tahu target kita, tahu finish line kita, sedangkan bagi yang menang kadang menjadi kabur, harus mencari finish line lain yang lebih jauh. Semua tahap ini pasti lama kelamaan akan kita alami. Lama kelamaan, kita juga harus mencari finish line lain yang lebih jauh agar kita bisa menentukan target. Itulah kenapa ngoheng kun perlu bertarung terus dengan lawan yang berbeda beda, bervariasi, beragam, agar kita dapat mengasah diri kita, insting adaptasi kita.
Rasa takut itu sendiri biasanya bisa tercermin dari kerasnya pukulan seseorang. Padahal, menurut saya, pukulan tidak harus dimulai dari titik keras, tapi bisa di awali dari lembut lalu ke keras sebagai eksekusinya (lebih flexibel dan menghemat tenaga stamina). Peledakan di titik akhir atau teknik pompa. Sehingga kekuatan bisa keluar 2x atau 4x lebih keras, lebih baik daripada dari awal konstan keras. Terkadang rasa takut membuat titik awal sampai akhir pukulan selalu keras dan konstan. Semakin keras form dia, semakin kaku form nya, secara tidak langsung dalam alam bawah sadarnya, dia termakan loop loop racunnya sendiri. Selain itu juga, hal tersebut membuat staminanya cepat habis dan terkuras, karena raganya kaku dan keras akibat toxic takur. Rasa takut dan panik itu yang membuat raga kita keras secara tidak sadar, begitu juga jiwanya (ego). Apabila rasa takutnya dihilangkan, beban nya dihilangkan, biarkan pukulan lawan masuk, ingat rasa pukulan sakit lawan kepada raga kita, untuk menjadi alarm bawah sadar kita, tentu kita akan menjadi lebih tenang dan fokus saat bertarung. Tentu rasa ini tidak bisa didapatkan dengan mudah, perlu jatuh bangun berkali kali secara konsisten dengan keluar dari zona kita, agar raga kita mengingat nya dimana titik dan momen kosong nya diri kita saat bertarung.
Dalam ngoheng bagi saya tidak ada senioritas, karena senioritas hanya membuat kasta kasta. Hanya mengkotak kotakan. Dalam bela diri lain , ada yang namanya tingkatan, level dan lainnya. Hal tersebut hanya pengkastaan saja. Kasta kasta atau pengkotak kotakan ini bagi saya secara tidak langsung adalah hanya beban yang menurut saya akan membuat dinding di dalam diri kita. Beban itu sendiri hanya akan membuat racun bagi diri kita secara tidak langsng. Oleh karena itu, ngohengkun lebih bersifat netral, berada di titik nol. Titik nol ini bisa juga berarti formless. Tidak berbentuk saat bertarung, sehingga kita jadi lebh flexibel, bisa +1, +2, - 3 dan lain lain gimana situasi kita dan lawan kita. Dalam hal ini, dengan tidak ada pengkastaan, kalah atau menang, terpukul atau memukul, menjadi hal yang biasa, hal yang fair. Kita tidak hanya menempa raga tapi juga jiwa kita, dan terus melawan orng lain tanpa beban, tidak hanya melawan orng yang hanya pada zona nyaman kita saja. Secara tidak langsung, ego kita juga makin lama hilang dengan sendirinya atau terkikis dan pada akhirnya semua manjadi hal biasa, atau berada di nol, atau dengan kata lain mengkristal.
Secara garis besar, kungfu ngoheng tidak hanya menempa raga kita, tapi jiwa kita, ini yang menurut saya adalah pengkristalisasi jiwa. Setelah semua itu dilaksanakan, kita akan mendapatkan ketenangan, fokus, dan hal tersebut membuat gerakan kita, sinkron dan harmonis gerakan dan pikiran kita. Apabila harmonis, kita dapat beradaptasi lebih baik. Sinkronisasi ini banyak dialami oleh beberapa orang, termasuk saya. Kadang pikiran kita maunya begini, tapi badan dan raga kita tidak mengikuti. Oleh karena itu butuhnya ketenangan dalam penempaan jiwalah yang menjadi jalan untuk harmonisasi secara keseluruhan.
Secara garis besar, bisa dibilang kungfu ngoheng fokus pada diri kita, agar kita tidak egois. Ego ini yang memperhambat kita, kita hanya egois, hanya mau berada pada zona nyaman kita,hanya terjebak pada loop zona nyaman kita yang sebenarnya hanya toxic pada diri kita. Karena kungfu ngoheng tidak berada pada zona itu saja, hanya pada lawan itu saja, tapi pada universal. Zona yg lebih luas, dan zona yang besar luas itu harus bisa diadaptasi lewat diri kita dahulu. Melawan dan mengikis ego, dan toxic diri kita. Menurut saya ini mungkin yang dimaksud pengkristalisasi versi saya.
Kungfu ngoheng masih sangat luas pemahamannya, saya pun masi terus mempelajari nya. Mungkin ada yang bilang sudah mengerti ngoheng tapi menurut saya, ngoheng tidak bisa dimengerti hanya secara teknik saja tapi juga harus secara spiritual. Spiritual ini hanya bisa didapat lewat diri sendiri. Karena bagi saya percuma jika hanya memahami teknik tapi tidak pada jiwa dan spiritnya. Teknik mungkin saja bisa lupa lama kelamaan, apalagi kita hanya latihan pada zona nyaman kita saja, tapi apabila kita paham spiritnya, teknik itu sendiri akan mengikuti kita kapan pun dibutuhkan dan tidak akan lupa. Karena kita mengerti flow atau aliran energi nya, kapan kita beradaptasi, kapan kita masuk, kapan kita mundur. Ego kita disini berperan, kita tidak bisa hanya memaksakan form kita pada situasi apapun. Dan apabila form kita tidak masuk pada bbrp situasi, lalu hanya kembali pada zona nyaman terus. Hal tersebut adalah bentuk ego, kita harus mampu mengalahkan ego kita, beradaptasilah. Formless, tidak berbentuk sehingga flexibilitas kita lebih baik, flexibilitas lebh baik mobilitas kita pun lebih baik.
Pemahaman saya masih jauh sekali dari sempurna, saya juga masi terus belajar memahami kungfu ini. Ini hanya hasil analisis saya saja setelah berlatih selama ini. Saya juga tidak terlalu memaksakan diri untuk memahami kungfu ini, karena menurut saya apabila kita terlalu memaksakan diri, ego kita berperan. Kita fokus ingin mendapatkan teknik baru, tpi kita malah menjadi lupa, sebenarnya teknik ngohengkun untuk mengalahkan lawan yakni lewat diri kita, lewat adaptasi diri kita. Dan apabila kita terlalu fokus untuk ingin menguasai dan memahami ngoheng, terkadang mental kita tidak sejalan dengan kita, karena dalam ngoheng kita harus berada di luar zona nyaman kita, dan mengalahkan diri kita dahulu sebelum mengalahkan orang lain.
Akhir kata saya teringat kata kata miyamoto musahi di komik vagabond ketika dia mencari kekuatan, mencari terkuat, bagaimana caranya menjadi terkuat? Lalu akhirnya dia di beritahu bahwa untuk menjadi terkuat adalah dengan tidak menjadi terkuat. Karena terkuat adalah sebuah kata kata, yang penting adalah jiwa seorang petarung. Karena kata kata terkuat hanyalah beban bagi jiwa seorang petarung. Lama kelamaan dia akan dimakan oleh usia. Karena betapa kuatnya manusia, dia hanya manusia biasa yang rentan oleh usia, oleh karenanya untuk menjadi terkuat haruslah menghilangkan beban atau toxic tersebut. Menghilangkan beban disini, saya artikan yakni mengoverwhelming ourself. Toxic ketakutan untuk kalah, untuk tidak jadi terkuat, atau pun rasa ingin menang itu sendiri yang kadang berlebihan. Dan cara untuk menjadi terkuat adalah dengan tidak jadi terkuat. Formless, dengan kata lain yakni tanpa beban. Itulah bentuk kekuatan itu sendiri. Karena ngoheng secara garis besar tentang melepas, tidak mengikat. Salah satu bentuk kebebasan, flexible, tanpa beban. Semakin kita ingin mengikat , semakin kita tidak bisa memahami intinya. Seakan akan kita dibawa ke titik nol, titik keseimbangan.
Semoga tulisan ini memberikan perspektif baru bagi siapapun diluar sana yang sedang mempelajari atau baru mempelajari kungfu ngohengkun. Janganlah anggap tulisan ini sebagai sesuatu yang benar, karena tulisan ini saya tulis untuk catatan pribadi jurnal saja. Apabila ada kata kata yang salah ataupun menyinggung sodara yang membaca tulisan ini saya ucapkan mohon maaf sebesar besarnya, karena tulisan ini jauh sekali dari kata sempurna dan benar. Dikarenakan ngohengkun versi kita akan berbeda beda.
Artikel lain terkait kungfu ngohengkun: